Dokumentasi Project Golok Pembunuh Naga
Kisah yang diceritakan oleh Louis Cha1, yang populer di Indonesia dengan istilah ‘Trilogi Rajawali’ adalah rangkaian peristiwa yang memiliki rentang waktu sangat panjang, mulai dari awal jatuhnya Dinasti Song2 Utara, yaitu tahun 1127, hingga jatuhnya Dinasti Yuan yang didirikan oleh Kubilai Khan, yaitu pada tahun 1368.
Dalam bagian pertama trilogi tersebut, karakter utama cerita adalah pasangan pendekar Guo Jing dan Huang Rong. Keduanya masih dihadirkan dalam bagian kedua, yang bercerita mengenai pasangan pendekar Yang Guo dan Xiao Longnu.
Cerita bagian pertama diawali beberapa generasi setelah terjadinya Insiden Jing Kang, yaitu di era Dinasti Song Selatan. Sedangkan bagian kedua berawal setelah Dinasti Jin yang didirikan oleh suku Jurchen tumbang di tangan Mongolia.
Bagian ketiga yang kita pakai sebagai titik tolak cerita ini sendiri menceritakan tentang tiga karakter utama, yaitu Zhang Wuji, Zhou Zhiruo dan Minmin Temur alias Zhao Min. Selain itu trilogi ini banyak bercerita tentang kehidupan dan perjuangan banyak tokoh-tokoh sejarah yang memang pernah hidup dan berkarya di dunia ini.
Dalam cerita asli karya Jin Yong, peristiwa-peristiwa sejarah seringkali diceritakan menyimpang dari tahun-tahun di mana peristiwa itu sendiri terjadi. Ini ada yang memang disengaja, untuk menyesuaikan diri dengan alur cerita, tetapi banyak event yang tidak bisa klop di bagian ending cerita.
Contoh nyata adalah seorang tokoh bernama Chen Youliang. Tokoh ini dalam sejarah real telah mendeklarasikan dirinya sebagai Raja Han pada tahun 1357, sedangkan pada waktu itu seorang tokoh sejarah lainnya, yaitu Jendral Chaghan Temur baru sekitar setahun diangkat menjadi seorang jendral yang punya tugas utama untuk membasmi pemberontakan lokal. Sedangkan Zhang Wuji sendiri pada saat ini seharusya baru keluar dari tempat persembunyiannya di balik celah sebuah tebing terjal, setelah jatuh ke dalam jurang dan dikira mati.
Dalam novel, Chen Youliang muncul sebagai murid salah satu biksu Shaolin yang sebenarnya tokoh antagonis, dan membantu Chaghan Temur untuk menumpas para pemberontak. Chen Youliang dalam novel baru dikatakan bergabung dengan Ming Jiao, atau kaum pemberontak, setelah gurunya kalah di Shaolin dan dibutakan oleh Xie Xun.
Jin Yong mempersingkat cerita mengenai Chen Youliang, tetapi memang menggambarkan bahwa akhirnya ia bersaing dengan Zhu Yuanzhang, dan kalah. Tetapi timeline yang dipakai sangat tidak tepat dan membuat alur cerita menjadi tidak masuk akal. Untungnya orang cenderung tidak memperhatikan hal ini, karena baik Chen Youliang maupun Zhu Yuanzhang sama-sama bukan karakter utama dalam novel.
Tetapi Zhu Yuanzhang dalam sejarah adalah pendiri Dinasti Ming, dan ketidaktepatan tersebut akan memberikan informasi yang salah kepada generasi muda, dan pada gilirannya akan timbul cerita-cerita yang simpang-siur.
Kalau Jin Yong menggeser cerita tentang Zhang Wuji ke timeline yang lebih awal, maka pada saat perjuangan Ming Jiao menjelang sukses ia akan berusia di atas 30 tahun, dan itu menjadikan cerita ini agak lain.
Proyek kecil ini berupaya untuk menyusun ulang trilogi tersebut menjadi sebuah rangkaian baru yang diharapkan lebih seiring sejalan dengan timeline sejarah, dan tidak mengurangi keaasyikan kita mengikuti ceritanya.
Dalam menerjemahkan cerita Memanah Rajawali yang menjadi bagian pertama trilogi, saya memerlukan waktu mendekati setahun. Kesulitan utama adalah istilah-istilah dalam bahasa mandarin yang dipakai Jin Yong, yang tidak dengan mudah bisa kita pahami, meskipun dengan bantuan program modern seperti Google Translate. Permainan kata Jin Yong sangat unik, tidak semuanya bisa diceritakan dalam terjemahan bahasa Indonesia tanpa menambahkan segudang penjelasan yang memadai supaya orang bisa menikmatinya.
Nama-nama jurus yang dipakai para pendekar dalam cerita seringkali diambil dari Kitab Yijing, atau Kitab Perubahan. Sebuah tulisan sangat kuno yang sama sekali tidak mudah dipahami. Beberapa ‘ilmu silat’ menggunakan ajaran Tao sebagai pondasi, dan itu adalah kesulitan tersendiri bagi kita yang tidak memahaminya dengan baik. Teks yang berkaitan dengan ajaran Tao datang dari era lebih dari 3000 tahun yang lalu, yang kalau kita bandingkan dengan interpretasi modern mengenai ajaran ini sendiri agak jauh berbeda.
Insiden Jing Kang
Pada tahun 1127 terjadi serbuan besar-besaran dari suku Jurchen3 yang mengakibatkan Dinasti Song kehilangan kendali atas wilayah Utara mereka, termasuk ibukota yang saat itu adalah Bianjing4. Yang lebih celaka lagi adalah, mantan Kaisar Huizong dan Kaisar Qinzong yang saat itu sedang berkuasa, ditawan oleh balatentara Jurchen.
Suku Jurchen ini sebelumnya bernaung di bawah kekuasaan Dinasti Liao, yang saat itu sudah tumbang.
Peristiwa ini membuat Dinasti Song akhirnya memindahkan wilayah dan ibukotanya ke Selatan, dan menandai dimulainya era Kekaisaran Jin yang dipimpin oleh suku Jurchen di wilayah Utara mereka. Insiden ini dikenal sebagai ‘Insiden Jing Kang’.
Footnotes
-
Louis Cha adalah seorang pengarang cerita silat dengan nama populer Jin Yong (金庸). Nama aslinya adalah Cha Leung Yung (查良鏞). Beliau dilahirkan pada tanggal 6 Februari 1924 di Haining, Zhejiang, Jiaxing, dan meninggal pada tanggal 30 Oktober 2018, di Hong Kong. ↩
-
Dinasti Song didirikan oleh Zhao Kuangyin, dan eksis dari tahun 960 - 1279. Tetapi pada tahun 1127 terjadi peristiwa yang dikenal luas sebagai Insiden Jing Kang, yang akhirnya membuat negara itu kehilangan wilayah Utara mereka. ↩
-
Suku Jurchen adalah suku yang di jaman modern kita kenal sebagai Mancu. Nama ‘Mancu’ ini sendiri baru ada setelah Aisin Gioro Hong Taiji, yang menjadi kaisar pertama Dinasti Qing mengganti nama Jurchen atau Nuchen tersebut. ↩
-
Ibukota Dinasti Song Utara, di jaman modern tempat ini adalah Kaifeng. Dalam novel karya Jin Yong nama ini sering disebut Bianliang. ↩